Kabarnoken.com- Kehidupan pasutri pendulang emas yang sedang mencari nafkah di pedalaman Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, kini terancam. Pasangan suami istri yang dikenal sebagai Dani dan Gebi, diduga telah disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kejadian ini mengungkapkan tragedi kemanusiaan yang semakin memprihatinkan di tengah konflik yang tak kunjung reda di Papua.
Brigjen Pol Faizal Rahmadani, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, mengungkapkan bahwa selain pasangan suami istri tersebut, ada delapan pendulang emas lainnya yang terpisah dari rombongan dan keberadaannya hingga kini masih belum diketahui.
“Pasangan Dani dan Gebi bersama pendulang lainnya adalah korban dari aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB. Dugaan sementara, mereka masih berada dalam cengkeraman KKB,” kata Faizal di Jayapura, Kamis (10/4).
Insiden ini merupakan bagian dari serangkaian penyerangan terhadap pendulang emas yang terjadi di wilayah tersebut. Sebelumnya, pada Minggu (6/4) dan Senin (7/4), sebanyak 11 pendulang dilaporkan tewas dalam serangan yang diduga dilakukan oleh KKB yang menamakan diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.
Tragedi ini menjadi sorotan, bukan hanya karena jumlah korban yang tinggi, tetapi juga karena kekerasan yang dilakukan secara brutal, termasuk luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah.
Brigjen Pol Faizal Rahmadani menyatakan bahwa serangan terhadap pendulang emas ini bukan hanya sekadar tindakan kriminal, melainkan juga sebuah tragedi kemanusiaan yang mengerikan.
“Korban-korban ini adalah warga sipil yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata. Mereka hanya mencari nafkah dengan cara yang sah, namun justru menjadi korban kekerasan yang sangat kejam,” jelas Faizal, Kamis (10/4/2025).
Sebanyak 35 pendulang emas yang selamat kini mengungsi di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat, untuk menghindari ancaman lebih lanjut. Mereka berusaha mencari perlindungan sementara dari situasi yang semakin mencekam. Keberadaan mereka yang terluka dan terisolasi semakin memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Satgas Operasi Damai Cartenz, yang bertugas untuk menjaga keamanan di Tanah Papua, terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang terlibat dalam serangan ini. Brigjen Faizal menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berhenti untuk menegakkan hukum dan memastikan keselamatan warga Papua.