Kabarnoken.com- Sebanyak 125 pendulang emas yang menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan, melarikan diri dan mengungsi ke Kabupaten Asmat, Papua Selatan. Salah satu warga yang mengungsi mengungkap kekejaman KKB saat datang melakukan pembantaian.
Kepada polisi, korban mengaku gerombolan KKB tiba-tiba datang di tempat kejadian perkara (TKP) menyerang. Para pelaku datang dengan membawa senjata.
“Mereka lagi kerja tiba-tiba didatangi gerombolan KKB,” kata Kapolres Asmat AKBP Wahyu Basuki, Sabtu (12/4/2025).
Para pelaku menyerang secara membabi buta. Tidak hanya pendulang emas, perempuan yang bekerja menyiapkan konsumsi di lokasi juga diserang.
“Pada saat itu mereka kerja lokasi terbagi-bagi ada perempuan yang masak tiba-tiba disergap lari,” tambah Wahyu.
Para pekerja yang berada di lokasi kemudian berpencar melarikan diri. Korban yang selamat berhasil kabur dengan memasuki hutan.
“Mereka bawa parang bawa senjata langsung melakukan penyerangan. Pada saat kejadian langsung melarikan diri,” tuturnya.
Wahyu mengatakan, korban selamat yang melarikan diri hingga dievakuasi di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Asmat, sebanyak 125 orang. Mereka datang secara bertahap usai berjalan kaki melintasi hutan.
Dari 125 orang itu, sebagian besar sudah bergeser ke distrik lain. Wahyu mengaku sebagai besar pengungsi di Kampung Mabuk dipindahkan dari Kampung Mabul ke Distrik Suator, Kabupaten Asmat.
“Ada 66 orang pengungsi. Jadi, enggak ada lagi di Mabul karena sudah digeser ke Distrik Suator,” ujar Wahyu.
Selama di Distrik Suator, puluhan pengungsi ini akan ditampung di kantor-kantor fasilitas milik negara seperti di Koramil, Polsek, dan rumah distrik. Para pengungsi dipindahkan ke Distrik Suator karena Kampung Mabul dinilai kurang aman.
“Pertimbangannya, Suator lebih aman dan lebih kondusif daripada di Mabul. Karena itu (Mabul) perbatasan jangan sampai nanti mereka jadi target lagi,” kata Wahyu.
“Yang pasti kenapa ke Suator, pertama akses karena Mabul ke Suator itu aksesnya susah. Kalau di Suator, akses banyak dan transportasi lebih mudah ke daerah lain,” lanjut Wahyu.
Sebelumnya diberitakan, pembantaian pendulang emas yang dilakukan KKB terjadi di area pendulangan emas tepatnya Lokasi 22 dan Muara Kum, sepanjang aliran Sungai Silet, Yahukimo. KKB melakukan penyerangan selama 2 hari beruntun sejak Minggu-Senin, 6 sampai 7 April 2025.
Insiden itu menyebabkan 11 pendulang emas tewas karena ditembak, dipanah, hingga ditikam. Satgas Damai Cartenz melaporkan 4 jenazah di antaranya sudah dievakuasi dan 5 lainnya akan menyusul dievakuasi pada hari Sabtu (12/4).
“5 jenazah lainnya masih ada di Binki menunggu proses evakuasi besok (hari ini) dikarenakan cuaca hari ini yang tidak memungkinkan. Total ada 9 jenazah yang ditemukan,” ungkap Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Yusuf Sutejo dalam keterangannya.