Example floating
Example floating
Example 728x250
Keamanan

Langkah Damai di Tanah Papua: Anggota OPM Pimpinan Zeth Fatem Kembali ke Pangkuan NKRI di Kampung Fuog

15
×

Langkah Damai di Tanah Papua: Anggota OPM Pimpinan Zeth Fatem Kembali ke Pangkuan NKRI di Kampung Fuog

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kabarnoken.com- Upaya pendekatan persuasif dan humanis yang dilakukan oleh pemerintah dan aparat keamanan di wilayah Papua kembali membuahkan hasil. Kali ini, salah satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang berada di bawah komando pimpinan kelompok Zeth Fatem, menyerahkan diri dan menyatakan kembali kesetiaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Adalah Yunus Assem, pria asal Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, yang pada awal pekan ini secara sukarela meninggalkan kelompok bersenjata dan datang ke aparat keamanan di Kampung Fuog. Penyerahan diri ini berlangsung dalam suasana damai dan penuh haru, disaksikan oleh tokoh masyarakat, aparat kampung, serta perwakilan dari TNI-Polri.

Example 300x600

Dalam pernyataan awalnya kepada pihak keamanan, Yunus mengungkapkan bahwa keputusannya diambil setelah melalui perenungan panjang. Ia merasa perjuangan bersenjata yang dijalani selama ini tidak memberikan masa depan yang jelas, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat Papua secara keseluruhan. Ia juga menyampaikan kerinduan untuk hidup tenang, bertani, dan membesarkan keluarga tanpa ancaman kekerasan atau kejaran aparat.

“Saya ingin pulang, hidup damai, dan melihat anak-anak Papua tumbuh dengan pendidikan, bukan dengan senjata,” ujar Yunus, Selasa (15/4/2025).

Aparat keamanan menyambut baik langkah ini dan menegaskan bahwa negara selalu membuka pintu bagi siapa pun yang ingin kembali ke pelukan Ibu Pertiwi. Pendekatan yang dilakukan oleh TNI-Polri di wilayah Maybrat selama ini memang mengedepankan dialog dan komunikasi intensif dengan tokoh-tokoh adat, pemuka agama, serta masyarakat kampung, guna menjangkau para anggota OPM yang masih berada di hutan atau wilayah pedalaman.

Dalam keterangan resmi dari Komando Distrik Militer setempat, aparat menyatakan akan memberikan perlindungan dan pendampingan bagi Yunus Assem dalam proses reintegrasinya ke masyarakat. Program pembinaan yang disiapkan meliputi pelatihan keterampilan, bantuan sosial, dan pendampingan psikologis agar ia dapat menjalani kehidupan baru dengan layak.

“Kami tidak melihat mereka sebagai musuh, tapi sebagai saudara sebangsa yang perlu kita rangkul. Ini bagian dari upaya bersama membangun Papua secara damai,” ungkap salah satu perwira TNI yang terlibat dalam operasi teritorial di wilayah tersebut.

Kelompok OPM pimpinan Zeth Fatem diketahui masih aktif bergerak di wilayah-wilayah pegunungan dan hutan di sekitar Distrik Aifat dan Ayamaru. Meski jumlahnya tidak besar, kelompok ini masih menyimpan potensi konflik jika tidak ditangani secara cermat. Namun dengan semakin banyaknya anggota yang memilih kembali ke masyarakat, harapan untuk solusi damai semakin terbuka.

Sejak 2022, tercatat puluhan anggota OPM dari berbagai faksi telah menyerahkan diri di berbagai kabupaten di Papua Barat dan Papua Pegunungan. Pemerintah pusat, melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), terus mendorong pendekatan lunak guna menyelesaikan konflik berkepanjangan di tanah Papua.

Penyerahan diri Yunus Assem juga tidak lepas dari peran tokoh masyarakat dan adat di Kampung Fuog yang selama ini menjalin komunikasi aktif dengan aparat dan berupaya membujuk anak-anak muda yang terlibat dalam OPM untuk kembali pulang. Kepala Kampung Fuog menyampaikan apresiasi atas keputusan Yunus dan mengajak warga lainnya yang masih berada di hutan agar tidak takut untuk kembali.

“Papua butuh damai, dan damai itu bisa dimulai dari rumah sendiri. Kami di kampung siap menerima siapa pun yang ingin kembali membangun bersama,” ujarnya.

Kisah Yunus Assem menjadi simbol harapan baru di tengah konflik yang telah berlangsung puluhan tahun. Di tengah berbagai tantangan seperti keterbatasan akses pendidikan, infrastruktur, dan layanan kesehatan, langkah-langkah kecil menuju rekonsiliasi seperti ini sangat berarti.

Pemerintah daerah juga diharapkan dapat lebih aktif mengambil bagian dalam membina dan memberdayakan para mantan anggota kelompok separatis agar mereka dapat menjadi agen perubahan positif di lingkungan masing-masing.

Seiring dengan upaya otonomi khusus dan pembangunan berkelanjutan di Papua, pendekatan damai seperti yang terjadi di Kampung Fuog menjadi bukti bahwa penyelesaian konflik tidak selalu harus dilakukan dengan senjata, tetapi juga dengan hati, kesabaran, dan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih baik.

Example 300250
Example 120x600