Example floating
Example floating
Example 728x250
Keamanan

Masyarakat Papua Geram Terhadap OPM Pasca Pembunuhan Pekerja Pembangunan Gereja

8
×

Masyarakat Papua Geram Terhadap OPM Pasca Pembunuhan Pekerja Pembangunan Gereja

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kabarnoken.com- Gelombang kemarahan muncul dari berbagai kalangan masyarakat Papua pasca insiden brutal yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Wamena. Sekelompok anggota OPM diketahui menyerang dan membunuh beberapa warga sipil yang sedang membangun gereja di salah satu kampung pedalaman, memicu duka mendalam sekaligus kemarahan masyarakat luas.

Kejadian tersebut terjadi saat warga tengah melakukan kegiatan gotong royong membangun rumah ibadah yang telah lama diimpikan oleh masyarakat setempat. Tanpa alasan jelas, kelompok bersenjata datang dan menyerang para pekerja secara membabi buta. Aksi ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa, namun juga menyulut ketakutan di kalangan masyarakat yang selama ini hidup berdampingan secara damai.

Example 300x600

Pendeta Markus Yikwa, salah satu tokoh gereja di Wamena, mengecam keras aksi keji yang dilakukan oleh OPM tersebut. Ia menyebut bahwa pembunuhan terhadap warga yang sedang membangun rumah Tuhan merupakan perbuatan keji yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan keimanan.

“Ini bukan perjuangan. Ini pembantaian. Gereja adalah tempat damai, tempat berdoa, bukan medan perang. Siapa pun yang tega membunuh orang yang sedang membangun rumah ibadah, tidak layak disebut pejuang,” tegas Pendeta Markus dalam pernyataan resminya kepada media, Sabtu (7/6/2025).

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Papua, khususnya di wilayah Pegunungan Tengah, untuk bersatu menolak keberadaan OPM yang semakin sering melakukan kekerasan terhadap rakyat sipil.

Kemarahan juga datang dari tokoh masyarakat, yang menyatakan bahwa insiden ini adalah puncak dari serangkaian kekejaman yang dilakukan oleh OPM terhadap rakyat Papua sendiri.

“Selama ini kami masih bersabar. Tapi kalau yang dibunuh adalah warga yang sedang membangun gereja, itu artinya OPM tidak punya hati. Kami tidak takut lagi. Kami siap bantu aparat untuk melawan kelompok yang merusak nama baik orang Papua,” kata Yulius Wonda, tokoh masyarakat dari Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya.

Menurut Yulius, masyarakat kini mulai berani bersuara karena merasa sudah terlalu lama menjadi korban kekejaman yang dibungkus dengan label perjuangan. Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak pernah diberi pilihan oleh OPM, selain tunduk atau menjadi korban.

Baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat kini satu suara: OPM bukan lagi representasi dari perjuangan rakyat Papua, melainkan kelompok bersenjata yang menebar ketakutan dan kekacauan. Mereka meminta pemerintah untuk terus meningkatkan perlindungan terhadap warga sipil di pedalaman Papua serta menindak tegas para pelaku kekerasan.

“Kami tidak ingin generasi muda Papua tumbuh dalam ketakutan. Cukup sudah. Mari bersatu, lawan mereka yang mencoreng nilai damai dan kemanusiaan,” ujar Pendeta Markus menutup pernyataannya.

Example 300250
Example 120x600