Example floating
Example floating
Example 728x250
Keamanan

Masyarakat Distrik Tangma dan Distrik Ukha Tolak Kehadiran OPM: Kehadiran Mereka Membuat Resah dan Tak Aman

8
×

Masyarakat Distrik Tangma dan Distrik Ukha Tolak Kehadiran OPM: Kehadiran Mereka Membuat Resah dan Tak Aman

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kabarnoken.com- Masyarakat di dua distrik di Kabupaten Yahukimo, yaitu Distrik Tangma dan Distrik Ukha, secara tegas menyatakan penolakan terhadap kehadiran kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah mereka. Penolakan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya keresahan warga akibat aksi kekerasan, intimidasi, serta gangguan keamanan yang dilakukan kelompok tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Kondisi keamanan yang memburuk akibat ulah OPM telah membuat aktivitas masyarakat terganggu. Warga tidak lagi merasa aman untuk beraktivitas di kebun, sekolah, tempat ibadah, hingga jalan-jalan utama yang biasa mereka lalui. Bahkan, sejumlah warga memilih mengungsi ke kampung lain demi menyelamatkan diri dari potensi kekerasan.

Example 300x600

Tokoh masyarakat Distrik Tangma, Bapak Yulius Kogoya, menyatakan bahwa masyarakat sudah sangat lelah hidup dalam bayang-bayang ancaman dari kelompok bersenjata. Ia mengungkapkan bahwa kehadiran OPM justru membawa penderitaan, bukan perlindungan.

“Kami di kampung tidak ingin ikut-ikutan gerakan OPM. Mereka datang bukan untuk lindungi kami, tapi buat kami takut dan tidak bisa hidup tenang. Kami tolak kehadiran mereka,” ujarnya saat ditemui dalam forum masyarakat kampung, Sabtu (10/7/2025).

Sementara itu, tokoh agama dari Distrik Ukha, Pendeta Matius Wetipo, juga mengungkapkan hal serupa. Ia menyesalkan tindakan OPM yang mengganggu ketenangan masyarakat dan menodai nilai-nilai kehidupan damai yang telah lama dijaga oleh warga lokal.

“Kami diajarkan untuk hidup dalam kasih dan damai. Tapi kehadiran OPM justru membawa kebencian, paksaan, dan kekerasan. Itu bertentangan dengan ajaran iman kami dan adat kami,” tegasnya.

Menurut informasi yang dihimpun dari warga setempat, OPM kerap masuk ke kampung-kampung dengan membawa senjata dan melakukan pemerasan terhadap masyarakat. Mereka juga menjadikan beberapa rumah warga sebagai tempat persembunyian tanpa seizin pemiliknya. Situasi ini membuat banyak keluarga merasa terancam dan enggan keluar rumah saat malam hari.

Kepala Kampung di Distrik Tangma, Markus Tabuni, menuturkan bahwa masyarakat telah sepakat untuk menolak keberadaan OPM dan meminta mereka meninggalkan wilayah kampung.

“Kami sudah adakan musyawarah kampung. Semua warga sepakat: kami tidak mau ada kelompok bersenjata tinggal di sini. Mereka tidak mewakili kami,” kata Markus.

Penolakan terbuka dari masyarakat Tangma dan Ukha menunjukkan bahwa semakin banyak warga Papua yang sadar bahwa keberadaan OPM tidak membawa perubahan positif, melainkan penderitaan dan ketidakpastian. Aspirasi rakyat kini jelas: mereka ingin hidup damai, membangun masa depan bersama, dan terbebas dari intimidasi.

Pernyataan penolakan ini diharapkan dapat menjadi perhatian pihak berwenang agar keamanan di wilayah-wilayah pedalaman Papua semakin ditingkatkan dan masyarakat mendapatkan perlindungan maksimal dari ancaman kelompok bersenjata.

Example 300250
Example 120x600