Kabarnoken.com- Gelombang penolakan terhadap keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali muncul, kali ini dari masyarakat Kabupaten Intan Jaya. Dalam pernyataan yang disampaikan pada Selasa (9/9/2025), sejumlah tokoh adat, pemuda, dan agama di wilayah tersebut menegaskan sikap mereka untuk mendukung penuh kehadiran aparat keamanan (Apkam) serta menolak segala bentuk aktivitas OPM yang dinilai telah meresahkan masyarakat.
Masyarakat menilai bahwa kehadiran Apkam bukanlah ancaman, melainkan jaminan bagi terciptanya situasi aman dan damai. Pasalnya, selama ini aksi OPM kerap menimbulkan ketakutan, mulai dari penembakan terhadap warga sipil, pemalakan di jalan, hingga pengrusakan fasilitas umum.
“Kami menyambut baik kehadiran aparat keamanan di Intan Jaya. Kehadiran mereka memberi rasa aman bagi masyarakat. OPM justru membuat keresahan, menebar ancaman, dan menghalangi masyarakat untuk hidup tenang,” ujar Yonas Wakerkwa, salah satu tokoh masyarakat Intan Jaya.
Tokoh pemuda setempat, Markus Sondegau, juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, pemuda Papua sudah bosan dengan teror OPM yang menghambat pembangunan di daerah mereka. “Kami sudah tidak mau lagi ditakut-takuti oleh OPM. Generasi muda Papua ingin sekolah, ingin bekerja, ingin hidup damai. Karena itu kami berdiri bersama aparat keamanan untuk menolak kehadiran OPM di tanah kami,” tegas Markus.
Selain itu, tokoh agama di Intan Jaya, Pendeta Elias Tekege, menekankan bahwa masyarakat harus bersatu menjaga keamanan wilayahnya dari gangguan kelompok bersenjata. Ia menilai, kehadiran aparat merupakan jawaban atas keresahan yang dialami umat. “Kami percaya bahwa Tuhan menginginkan kedamaian. Karena itu, masyarakat harus menolak segala tindakan kekerasan yang dilakukan OPM. Aparat yang hadir di tengah-tengah kita adalah mitra untuk menjaga keamanan, bukan musuh,” ujarnya.
Pernyataan sikap masyarakat Intan Jaya ini mencerminkan bahwa semakin banyak warga Papua yang mulai berani bersuara menolak keberadaan OPM. Masyarakat menyadari bahwa kelompok tersebut tidak lagi memperjuangkan kepentingan rakyat Papua, melainkan hanya membawa penderitaan dan memperburuk citra daerah di mata nasional maupun internasional.
