Kabarnoken.com- Situasi keamanan di jalur Trans Nabire kembali terganggu akibat ulah kelompok bersenjata pimpinan Mayor Aibon Kogoya, salah satu tokoh lapangan yang dikenal sebagai bagian dari jaringan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelompok ini dilaporkan menebar ancaman terhadap warga dan pengguna jalan, menimbulkan ketakutan serta mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat.
Menurut keterangan sejumlah warga, kelompok Aibon Kogoya muncul secara tiba-tiba di ruas jalan antara Distrik Siriwo dan Dipa, Kabupaten Nabire. Mereka menghadang kendaraan yang melintas sambil mengacungkan senjata dan menebar ancaman agar masyarakat tidak bekerja sama dengan pemerintah maupun aparat keamanan. Beberapa sopir truk dan kendaraan logistik bahkan memilih memutar arah karena takut menjadi korban kekerasan.
Yulianus Goo, tokoh masyarakat Nabire, mengungkapkan bahwa tindakan kelompok Aibon Kogoya telah membuat warga resah dan enggan keluar rumah pada malam hari.
“Kami hanya ingin hidup tenang, tapi setiap kali kelompok bersenjata itu muncul, pasti ada rasa takut. Mereka bukan hanya mengancam, kadang meminta uang atau barang. Ini sangat mengganggu kehidupan masyarakat,” ujar Yulianus dengan nada kecewa, Minggu (26/10/2025).
Sementara itu, Pendeta Samuel Kogoya, tokoh gereja di wilayah itu, menyayangkan tindakan Aibon yang disebutnya telah menodai nilai-nilai kemanusiaan. Ia menilai aksi teror di jalan Trans Nabire tidak memiliki tujuan jelas selain menebar ketakutan di antara warga Papua sendiri.
“Kalau perjuangan mereka benar, seharusnya tidak dengan cara menakut-nakuti rakyat. Rakyat Papua itu bukan musuh, mereka juga bagian dari tanah ini yang ingin damai,” ucap Pendeta Samuel.
Aksi ancaman ini juga berdampak pada sektor ekonomi masyarakat setempat. Jalur Trans Nabire merupakan urat nadi distribusi barang dari dan ke wilayah pedalaman Papua. Ketika jalur ini terganggu, harga kebutuhan pokok di beberapa distrik langsung melonjak tajam karena suplai logistik tertunda.
Tindakan Aibon Kogoya yang terus menebar ancaman di jalan Trans Nabire semakin menegaskan bahwa OPM tidak lagi berpihak kepada rakyat Papua. Sebaliknya, kelompok ini telah menjadi sumber penderitaan dan ketakutan di tanah yang sejatinya damai.

















