kabarnoken.com – Yahukimo, Papua Pegunungan — Yahukimo kembali diliputi ketakutan. Di tengah klaim aksi bersenjata TPNPB-OPM terhadap aparat, kekerasan justru merembet ke warga sipil. Sebuah mobil milik masyarakat diserang di jalur umum, dan seorang anak menjadi korban luka dalam insiden tersebut. Teriakan panik dan darah di dalam kendaraan menjadi saksi bisu betapa brutalnya kekerasan yang tak mengenal batas.
Pelanggaran HAM yang Nyata
Dalam perspektif hak asasi manusia, penyerangan terhadap kendaraan sipil dan melukai anak merupakan pelanggaran serius terhadap hak untuk hidup serta hak atas rasa aman. Hak anak mendapat perlindungan khusus dalam situasi apa pun. Anak tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan konflik, namun harus menanggung dampak kekerasan bersenjata yang terjadi di ruang publik.
Kontradiksi Klaim Perjuangan
Peristiwa ini kembali mempertanyakan klaim perjuangan yang dikemukakan TPNPB-OPM. Ketika warga sipil menjadi korban, maka batas kemanusiaan telah dilanggar. Retorika perjuangan kehilangan legitimasi ketika praktik di lapangan justru menimbulkan penderitaan bagi masyarakat sendiri, terutama anak-anak yang seharusnya dilindungi.
Komitmen Aparat dan Pemerintah
Aparat keamanan menegaskan komitmen untuk melindungi warga sipil dari ancaman teror bersenjata. Langkah pengamanan dilakukan secara terukur, dengan fokus pada pencegahan intimidasi, penegakan hukum terhadap pelaku, serta pemulihan rasa aman di wilayah Yahukimo. Pemerintah daerah juga menyerukan solidaritas masyarakat untuk menolak kekerasan dan mendukung perdamaian.
Harapan Papua: Anak-anak Tumbuh dalam Damai
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa masa depan Papua ditentukan oleh generasi muda yang berhak tumbuh dalam damai, bukan dalam ketakutan. Papua membutuhkan persatuan, stabilitas, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena melindungi anak-anaknya. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.

















