Kabarnoken.com- Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin mengungkapkan dalam tiga bulan terakhir telah terjadi peningkatan tindak kejahatan di wilayah hukum Polda Papua, khususnya di Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang.
“Selama tiga minggu terakhir, di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, telah terjadi penyerangan terhadap para guru dan tenaga kesehatan. Kemudian pada 6 April, terjadi lagi penyerangan terhadap pelaku penambangan ilegal di Distrik Seradala. Para penambang ini masuk tanpa diketahui asal-usul maupun siapa yang mengarahkan mereka,” ungkap Irjen Pol Patrige Renwarin kepada wartawan, usai memimpin serah terima jabatan sejumlah pejabat utama dan kapolres di lingkungan Polda Papua, di Gedung Sasanakrida, Kantor Gubernur Papua, Minggu (13/4/2025).
Kapolda menjelaskan para penambang telah bekerja di lokasi tersebut dalam rentang waktu yang bervariasi, mulai dari satu bulan hingga tiga tahun.
“Antara tanggal 6 hingga 9 April 2025, terjadi penyerangan brutal yang dilakukan oleh masyarakat setempat, berdasarkan keterangan para saksi. Sasaran penyerangan adalah para pekerja tambang ilegal,” lanjutnya.
Berdasarkan keterangan dari pekerja tambang yang berhasil melarikan diri dan selamat, diketahui bahwa terdapat 11 orang yang menjadi korban jiwa.
Kapolda menambahkan, dari hasil pendalaman sementara, terdapat banyak kelompok pekerja tambang ilegal yang beroperasi di wilayah Yahukimo dan Pegunungan Bintang. Namun, data tersebut baru mencakup beberapa kelompok, dan pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Terkait kasus ini, kami menduga adanya unsur pembunuhan berencana karena para pelaku hanya menyasar pekerja tambang ilegal yang seluruhnya merupakan masyarakat pendatang, bukan Orang Asli Papua,” jelasnya.
Untuk menangani situasi ini, aparat keamanan telah melakukan operasi kemanusiaan dengan mengerahkan dua unit helikopter dan satu pesawat guna mengevakuasi para korban selamat serta jenazah korban yang di lokasi kejadian.
“Sampai hari ini telah dievakuasi 10 jenazah ke Yahukimo dan satu korban ke Boven Digoel. Seluruh korban dipastikan akan dimakamkan di kampung halaman masing-masing, termasuk yang berasal dari Boven Digoel,” ujarnya.
Sementara itu, untuk korban yang masih berada di Yahukimo, pihak kepolisian tengah berkoordinasi dengan keluarga melalui paguyuban untuk menentukan lokasi pemakaman, apakah di Yahukimo atau dipulangkan ke kampung asal.
Kapolda menegaskan bahwa seluruh korban telah berhasil diidentifikasi karena kondisi jenazah masih utuh dan dapat dikenali oleh rekan-rekan mereka.