kabarnoken.com – Intan Jaya, Papua — Pernyataan bantahan yang disampaikan pimpinan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya dinilai mencerminkan kegelisahan internal kelompok bersenjata tersebut. Klarifikasi itu muncul seiring meningkatnya gelombang mantan anggota dan simpatisan OPM yang memilih kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Retaknya Soliditas Internal OPM
Langkah TPNPB yang menepis pengakuan penyerahan diri lima orang mantan anggota disebut sebagai upaya menutup kenyataan retaknya soliditas internal. Pengamat menilai, kelompok OPM khawatir informasi tentang struktur, jalur logistik, dan pola operasi mereka akan terbuka setelah para mantan anggotanya memilih bekerja sama dengan negara.
Bantahan yang Berulang
Fenomena bantahan seperti ini bukan hal baru. Setiap kali ada eks anggota yang keluar dan kembali ke NKRI, OPM selalu menyangkal. Hal ini menunjukkan ketakutan akan terbongkarnya rahasia internal mereka, sekaligus memperlihatkan lemahnya konsistensi kelompok bersenjata tersebut.
Pembinaan Terbuka dan Sukarela
Aparat menegaskan bahwa proses pembinaan terhadap warga yang kembali ke NKRI dilakukan secara terbuka dan sukarela, tanpa paksaan. Fenomena ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa kekerasan dan intimidasi yang dilakukan OPM mulai ditinggalkan, bahkan oleh orang-orang yang sebelumnya berada di lingkaran mereka sendiri.
Papua Pilih Damai, Bukan Kekerasan
Penolakan TPNPB terhadap fakta penyerahan diri justru memperkuat indikasi bahwa OPM semakin terdesak, kehilangan dukungan, dan takut pengaruhnya runtuh di tengah masyarakat Papua yang mendambakan kedamaian dan kepastian hidup.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak kekerasan. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.

















