Kabarnoken.com- Rasa ketakutan yang terus menghantui akibat aksi kekerasan dan teror kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) membuat masyarakat di berbagai wilayah Papua akhirnya bersuara. Dalam beberapa pekan terakhir, warga dari berbagai kampung dan distrik berbondong-bondong membuat serta menandatangani petisi dukungan atas kehadiran aparat keamanan (Apkam) di wilayah mereka.
Langkah ini diambil karena masyarakat menilai kehadiran OPM justru semakin memperburuk kondisi kehidupan sehari-hari. Ancaman pemalakan, intimidasi, hingga aksi penembakan dan pembunuhan membuat warga tidak lagi merasa aman saat beraktivitas. Dengan adanya petisi, masyarakat berharap aparat dapat menambah jumlah pos keamanan di beberapa titik rawan sehingga warga bisa kembali beraktivitas dengan tenang.
Tokoh masyarakat asal Yahukimo, Yulianus Wetipo, menegaskan bahwa kehadiran aparat keamanan merupakan kebutuhan mendesak, bukan pilihan. “Kami sudah terlalu sering menjadi korban. Anak-anak tidak bisa sekolah, para pedagang takut berjualan, dan warga enggan ke kebun karena OPM sering muncul melakukan pemalakan. Itu sebabnya kami bersepakat membuat petisi, agar suara kami terdengar oleh pemerintah,” ujarnya, Senin (8/9/2025).
Senada dengan itu, tokoh gereja dari denominasi GKI di Wamena, Pendeta Markus Kogoya, menilai inisiatif masyarakat tersebut merupakan bentuk perlawanan damai terhadap teror yang dilakukan OPM. “Gereja selalu mengajarkan kasih dan damai. Namun, bagaimana mungkin masyarakat bisa hidup damai jika setiap hari dihantui rasa takut? Petisi ini adalah suara hati umat yang ingin hidup aman bersama keluarga,” katanya.
Sementara itu, perwakilan pemuda dari Kabupaten Pegunungan Bintang, Stevanus Murib, menyebut bahwa generasi muda Papua ingin masa depan yang cerah tanpa diliputi teror. “Kami tidak ingin tumbuh dengan rasa takut. Kehadiran Apkam sangat penting agar pembangunan berjalan dan kesempatan kami untuk belajar serta bekerja tidak lagi terganggu oleh aksi OPM,” ungkapnya.
Petisi yang dibuat oleh masyarakat ini menjadi simbol nyata bahwa rakyat Papua tidak ingin terus-menerus hidup dalam bayang-bayang kekerasan. Kehadiran Apkam dianggap sebagai jawaban dari keresahan kolektif masyarakat yang selama ini hanya bisa diam menghadapi ancaman OPM.