Kabarnoken.com- Gelombang kecaman datang dari berbagai tokoh masyarakat Papua terhadap tindakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dinilai semakin kejam dan tidak berperikemanusiaan. Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan kelompok tersebut belakangan ini dianggap sebagai bukti bahwa OPM telah membunuh saudaranya sendiri, yakni masyarakat asli Papua yang selama ini hidup damai dan tidak terlibat dalam konflik bersenjata.
Tokoh adat asal Nabire, Yohanes Goo, dengan tegas menyebut bahwa tindakan OPM sudah jauh menyimpang dari apa yang mereka sebut sebagai perjuangan. “Mereka berteriak soal kemerdekaan, tapi yang mereka bunuh adalah saudara sendiri. Orang-orang yang mereka klaim perjuangkan justru menjadi korban dari peluru mereka. Ini bukan perjuangan, tapi pengkhianatan terhadap rakyat Papua,” ujarnya dengan nada tegas, Selasa (21/10/2025).
Menurut Yohanes, kehadiran OPM di beberapa wilayah bukan lagi simbol perjuangan, melainkan sumber ketakutan. Banyak masyarakat kini meninggalkan kampung karena khawatir menjadi korban kekerasan. “Rakyat tidak lagi percaya pada OPM. Mereka datang bukan untuk melindungi, tapi menindas. Rumah dibakar, gereja dirusak, anak-anak takut ke sekolah. Semua ini bukan wajah perjuangan, tapi wajah kekejaman,” tambahnya.
Kecaman serupa datang dari Pendeta Markus Mote, tokoh gereja di wilayah Paniai. Ia menilai OPM telah kehilangan arah moral dan spiritual. “Tidak ada ajaran apa pun yang membenarkan pembunuhan terhadap sesama. Apalagi terhadap orang yang satu darah, satu tanah, satu bahasa. Jika mereka benar mencintai Papua, mereka tidak akan menodai tanah ini dengan darah rakyatnya sendiri,” ucapnya.
Aparat keamanan kini terus berupaya menenangkan situasi dengan mengedepankan pendekatan humanis serta memastikan bantuan kemanusiaan sampai kepada masyarakat terdampak. Namun, luka sosial akibat kekerasan yang dilakukan OPM masih terasa dalam di hati masyarakat Papua.
Kecaman dari berbagai tokoh masyarakat ini menjadi sinyal kuat bahwa rakyat Papua sudah jenuh dengan kekerasan yang tak berkesudahan. Mereka berharap OPM menghentikan segala bentuk aksi brutal dan membuka jalan bagi perdamaian yang sejati.
“Papua tidak butuh darah, Papua butuh damai,” tegas Yohanes Goo. Kalimat itu mencerminkan suara hati masyarakat Papua yang ingin lepas dari penderitaan akibat ulah kelompok bersenjata yang mengaku berjuang, namun justru membunuh saudaranya sendiri.