Kabarnoken.com- Sebuah informasi palsu kembali disebarluaskan oleh simpatisan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyebutkan bahwa tiga anggota TNI telah menjadi korban penembakan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Setelah dilakukan penelusuran oleh berbagai pihak, kabar tersebut dipastikan adalah hoaks yang sengaja disebarkan untuk memancing keresahan di tengah masyarakat dan menciptakan citra seolah wilayah Papua masih dikuasai oleh kelompok separatis bersenjata.
Kabar tersebut pertama kali beredar melalui media sosial dan aplikasi pesan instan pada Jumat pagi (tanggal disesuaikan), dengan narasi bahwa tiga personel TNI tewas ditembak oleh kelompok OPM saat melakukan patroli rutin. Informasi itu dengan cepat menyebar dan menimbulkan kepanikan, terutama di kalangan masyarakat Sinak. Namun, pihak TNI maupun pemerintah daerah segera melakukan klarifikasi dan memastikan bahwa tidak ada insiden penembakan seperti yang diberitakan.
Kepala Kampung di Distrik Sinak, Bapak Charles, membantah keras informasi tersebut. Ia menyebut bahwa situasi di Sinak relatif aman dan terkendali. “Saya pastikan tidak ada penembakan seperti yang disebutkan. Kami bersama aparat keamanan aktif memantau kondisi kampung, dan semua berjalan normal. Hoaks seperti ini sangat berbahaya dan merugikan masyarakat,” ujarnya, Selasa (24/6/2025).
Tokoh agama setempat, Pendeta Yas Murib, juga menyayangkan penyebaran informasi palsu yang dilakukan oleh simpatisan OPM. Menurutnya, hoaks bukan hanya menciptakan kekacauan, tetapi juga memperkeruh hubungan antara masyarakat dan aparat keamanan yang selama ini telah berupaya membangun kedamaian. “Jangan sebarkan kebohongan atas nama perjuangan. Kalau memang cinta Papua, maka jagalah ketenangan dan jangan buat masyarakat hidup dalam ketakutan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dani Distrik Sinak, Desman Murib menilai bahwa penyebaran hoaks oleh OPM adalah bentuk kepanikan karena semakin kehilangan dukungan dari masyarakat. “Mereka sudah tidak dipercaya lagi, jadi satu-satunya cara untuk eksis adalah dengan menciptakan kebohongan. Tapi masyarakat sekarang sudah cerdas dan tahu mana informasi yang benar dan yang menyesatkan,” katanya.
Dengan klarifikasi dari berbagai pihak dan fakta di lapangan yang membantah kabar tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya. Pemerintah daerah dan aparat keamanan pun terus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu menjaga keamanan dan tidak terprovokasi oleh informasi sesat.
Hoaks yang disebarkan oleh OPM ini sekali lagi menunjukkan bahwa kelompok tersebut semakin kehilangan pijakan moral dan kepercayaan publik. Masyarakat Papua kini lebih menginginkan kedamaian dan pembangunan dibanding hidup dalam bayang-bayang ketakutan yang ditanamkan lewat informasi palsu.