Example floating
Example floating
Example 728x250
Keamanan

Kejam, OPM Serang Gereja Saat Ibadah Berlangsung: Tokoh Papua Kecam Aksi Tak Berperikemanusiaan

4
×

Kejam, OPM Serang Gereja Saat Ibadah Berlangsung: Tokoh Papua Kecam Aksi Tak Berperikemanusiaan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kabarnoken.com- Aksi kekerasan kembali terjadi di Tanah Papua. Kali ini, kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyerang sebuah gereja di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, saat masyarakat sedang melaksanakan ibadah Minggu. Peristiwa yang terjadi pada 6 Juli 2025 ini menyisakan luka mendalam bagi warga, karena tindakan brutal dilakukan di tempat suci yang seharusnya dijaga dari segala bentuk kekerasan.

Menurut kesaksian warga, sekitar pukul 10.00 WIT, sekelompok pria bersenjata masuk ke area gereja secara tiba-tiba dan melepaskan beberapa tembakan ke udara, memicu kepanikan jemaat yang sedang khusyuk berdoa. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, beberapa jemaat mengalami luka ringan akibat terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri.

Example 300x600

Ketua Sinode Gereja Protestan Papua, Pendeta Yohanis Mote, mengutuk keras tindakan tersebut. “Menyerang rumah ibadah saat umat sedang berdoa bukan hanya kejahatan terhadap hukum, tetapi juga kejahatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual. Gereja adalah tempat suci yang tidak boleh disentuh oleh kekerasan,” tegas Yohanis, Jumat (11/7/2025).

Menurutnya, tindakan seperti ini memperlihatkan wajah asli kelompok separatis yang tidak mengindahkan hak-hak dasar masyarakat, bahkan ketika sedang menjalankan ibadah agama yang damai. Ia meminta semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, bersatu menolak aksi kekerasan yang mencederai nilai toleransi dan keharmonisan antarumat beragama.

Sementara itu, tokoh adat Intan Jaya, Alexander Pigome, menyatakan bahwa penyerangan terhadap gereja ini bukan hanya melukai perasaan jemaat, tetapi juga menghina budaya damai yang telah lama dijunjung tinggi oleh masyarakat Papua.

“Kami, orang Papua, memiliki budaya saling menghormati dan melindungi rumah-rumah ibadah, karena itu bagian dari warisan leluhur. OPM telah mencoreng nilai-nilai tersebut dengan tindakan yang brutal dan tidak bisa dibenarkan,” ujar Alexander.

Ia juga menyampaikan bahwa aksi kekerasan terhadap tempat ibadah bisa memicu trauma psikologis bagi anak-anak dan perempuan yang menyaksikan kejadian tersebut secara langsung.

Tokoh perempuan Papua, Maria Tabuni, meminta aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas peristiwa tersebut dan memastikan keamanan rumah-rumah ibadah di wilayah rawan konflik.

“Kami tidak ingin ada lagi gereja yang diserang, atau umat yang disakiti saat mereka hanya ingin beribadah. Negara harus hadir dan memberikan perlindungan,” tegas Maria.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak takut dan terus menjalankan ibadah dengan tenang, sembari menjaga komunikasi dengan pihak keamanan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Penyerangan terhadap gereja di Intan Jaya menambah daftar panjang kekerasan yang dilakukan oleh OPM. Tindakan brutal ini tidak hanya melukai fisik, tetapi juga mengguncang batin masyarakat Papua yang merindukan kedamaian. Seruan para tokoh agama, adat, dan perempuan Papua menegaskan satu suara: kekerasan atas nama apapun, apalagi di tempat ibadah, tidak bisa ditoleransi dan harus dihentikan.

Example 300250
Example 120x600