Kabarnoken.com- Tokoh masyarakat Papua, Lennis Kogoya, kembali menunjukkan ketegasannya dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat Papua dengan menanggapi ancaman Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyatakan dirinya sebagai target buronan. Dengan penuh keyakinan dan semangat perjuangan damai, Lennis menyatakan tidak gentar terhadap intimidasi kelompok separatis tersebut, karena menurutnya perjuangannya murni demi kebaikan rakyat Papua, bukan demi kepentingan segelintir kelompok bersenjata.
“Saya tidak takut dijadikan buronan oleh OPM. Karena saya berdiri di sisi masyarakat. Saya membela hak hidup damai rakyat Papua, bukan mendukung kekerasan,” ujar Lennis, Jumat (9/5/2025).
Ancaman OPM terhadap Lennis Kogoya mencerminkan pola lama organisasi tersebut yang kerap menekan dan mengintimidasi pihak-pihak yang berseberangan dengan ideologi separatis mereka. Namun, tindakan seperti itu justru semakin memperjelas bahwa OPM mulai merasa terpojok, terutama ketika semakin banyak tokoh dan masyarakat Papua yang menyuarakan penolakan terhadap kekerasan bersenjata yang mereka lakukan.
Lennis Kogoya dikenal sebagai tokoh vokal yang lantang menolak segala bentuk aksi kekerasan di Tanah Papua. Dalam berbagai kesempatan, ia mengimbau OPM untuk meletakkan senjata dan menghentikan teror terhadap rakyat sipil. Ia juga mendukung sepenuhnya kehadiran negara melalui pendekatan pembangunan, pendidikan, dan pelayanan publik yang merata di seluruh wilayah Papua.
“Orang Papua butuh hidup aman, anak-anak butuh sekolah, warga butuh layanan kesehatan. Tapi bagaimana itu bisa terwujud kalau masih ada yang menodong, membakar, membunuh, dan menakuti?” kata Lennis dengan nada prihatin.
Dalam rekam jejaknya, Lennis Kogoya tidak asing dengan berbagai ancaman dan tekanan dari kelompok separatis. Namun, semua itu tidak membuatnya mundur selangkah pun. Ia tetap konsisten menyuarakan aspirasi masyarakat yang menginginkan Papua damai dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia juga secara terbuka menolak praktik intimidasi terhadap para tokoh adat, pemuka agama, guru, tenaga medis, dan aparat negara yang bekerja di daerah-daerah terpencil di Papua. Menurutnya, keberadaan para pelayan masyarakat itu seharusnya dihormati, bukan dijadikan sasaran kekerasan.
“OPM harus sadar, masyarakat bukan lagi percaya pada propaganda mereka. Rakyat sudah tahu siapa yang benar-benar bekerja dan siapa yang hanya merusak,” tegas Lennis.
Alih-alih angkat senjata, Lennis Kogoya menyerukan pentingnya pendekatan dialog dalam menyelesaikan persoalan Papua. Ia menekankan bahwa negara sudah banyak berubah, terbuka terhadap kritik dan aspirasi, asalkan disampaikan dengan cara damai dan konstitusional.
Ia mengajak semua pihak, termasuk mantan anggota OPM yang telah kembali ke pangkuan NKRI, untuk ikut serta dalam pembangunan Papua. Menurutnya, transformasi Papua hanya dapat terwujud jika seluruh elemen bersatu dan meninggalkan pola lama yang penuh kebencian serta kekerasan.
“Papua bukan medan perang. Papua adalah rumah besar bagi orang asli dan pendatang yang ingin hidup damai. Mari kita rawat tanah ini dengan semangat persaudaraan,” tambahnya.
Pernyataan tegas Lennis Kogoya mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan masyarakat di Papua. Banyak tokoh adat, tokoh perempuan, pemuda, hingga warga biasa menyatakan dukungannya kepada Lennis atas keberanian dan ketulusannya dalam membela rakyat kecil.
Seorang tokoh adat dari Pegunungan Tengah, Yonas Murib, mengatakan bahwa suara Lennis adalah cerminan dari keresahan masyarakat yang selama ini hanya bisa diam karena takut.
“Apa yang disampaikan Lennis adalah isi hati kami. Sudah terlalu banyak darah yang tumpah karena kekerasan OPM. Kami ingin hidup tenang,” ucap Yonas.
Hal senada disampaikan oleh aktivis perempuan Papua, Maria Kogoya. Ia menilai bahwa keberanian Lennis akan menjadi inspirasi bagi generasi muda Papua untuk bersikap tegas dalam memilih jalan damai dan menjauhi kekerasan.
“Perjuangan sejati itu bukan dengan senjata, tapi dengan pikiran, dengan kerja nyata, dan hati yang tulus membangun tanah kelahiran kita,” katanya.
Lennis Kogoya menutup pernyataannya dengan menyerukan kembali kepada OPM untuk segera mengakhiri kekerasan. Ia mengingatkan bahwa setiap nyawa yang hilang, setiap rumah yang dibakar, setiap anak yang trauma, akan menjadi luka sejarah yang sulit terobati.
“Kalau memang mencintai Papua, tunjukkan itu dengan membangun, bukan merusak. Mari kembali ke jalan damai. Mari kita bangun Papua bersama,” tutup Lennis.