Example floating
Example floating
Example 728x250
Keamanan

Masyarakat Paniai Ramai-Ramai Gelar Aksi Tolak Kehadiran OPM

5
×

Masyarakat Paniai Ramai-Ramai Gelar Aksi Tolak Kehadiran OPM

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kabarnoken.com- Masyarakat Kabupaten Paniai secara terbuka menyuarakan penolakan terhadap keberadaan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah mereka. Aksi damai ini digelar oleh ratusan warga dari berbagai kampung dan distrik di Paniai, sebagai bentuk kekecewaan dan keresahan terhadap tindakan brutal OPM yang selama ini mengganggu ketenteraman warga.

Aksi penolakan ini berlangsung secara tertib di lapangan terbuka pusat kota Enarotali, disertai orasi dari tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan perempuan. Masyarakat membawa spanduk bertuliskan pesan-pesan damai seperti “Kami Ingin Hidup Tenang, Tolak OPM di Tanah Kami” dan “OPM Bukan Wakil Suara Kami”. Kegiatan ini dikawal dengan aman oleh aparat keamanan dan mendapat dukungan penuh dari tokoh adat setempat.

Example 300x600

Tokoh adat Kabupaten Paniai, Bapak Obet Yogi, dalam orasinya menegaskan bahwa masyarakat tidak lagi mau dijadikan tameng atau korban dari konflik bersenjata yang dipicu oleh kelompok OPM.

“Kami sudah cukup lama menderita. Kehadiran OPM bukan membawa pembebasan, tetapi ketakutan, intimidasi, dan kekerasan. Kami menolak kehadiran mereka di tanah ini,” ujarnya lantang, Jumat (11/7/2025)

Menurutnya, masyarakat Paniai telah lelah menjadi korban atas kepentingan segelintir orang yang mengatasnamakan perjuangan Papua merdeka. Ia menegaskan bahwa seluruh warga di kampung-kampung menginginkan pembangunan dan kedamaian, bukan kekacauan.

Pendeta Simon Nawipa, salah satu tokoh gereja yang ikut hadir dalam aksi tersebut, menyampaikan bahwa tindakan OPM selama ini justru bertentangan dengan nilai-nilai kasih dan damai yang diajarkan dalam agama.

“Mereka datang membawa senjata, bukan perdamaian. Mereka mengancam guru, tenaga medis, dan membakar fasilitas umum. Ini bukan perjuangan, ini kekerasan,” ujar Pendeta Simon.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap berdoa dan bersatu dalam menjaga keamanan wilayah, serta tidak terprovokasi oleh ajakan-ajakan kelompok radikal.

Aksi ini juga melibatkan suara dari kaum muda. Ketua Pemuda Distrik Bibida, Yulianus Gobay, menyatakan bahwa generasi muda Papua harus menjadi agen perubahan, bukan alat propaganda kelompok separatis.

“Kita butuh pendidikan, lapangan kerja, dan infrastruktur. Bukan senjata dan ideologi yang menyengsarakan,” kata Yulianus.

Penolakan terbuka masyarakat Paniai ini mencerminkan kesadaran kolektif bahwa kekerasan bukanlah jalan keluar. Masyarakat semakin memahami bahwa keberadaan OPM hanya merusak tatanan sosial dan menghambat pembangunan daerah.

Dengan aksi ini, masyarakat Paniai menunjukkan bahwa mereka berdiri di sisi kedamaian, menolak kekerasan, dan siap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Example 300250
Example 120x600