Kabarnoken.com- Gelombang kritik masyarakat Papua terhadap tokoh separatis, Sebby Sambom dan Benny Wenda, semakin menguat. Kedua figur yang selama ini kerap mengklaim memperjuangkan “kebebasan Papua” dianggap hanya pandai berkoar di luar negeri maupun melalui media, tanpa memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan rakyat di tanah Papua.
Banyak warga menilai janji kesejahteraan dan kebebasan yang digembar-gemborkan oleh keduanya hanyalah omong kosong, karena pada kenyataannya rakyat Papua terus hidup dalam tekanan akibat ulah Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Seorang tokoh pemuda di Kabupaten Jayawijaya, Marthen Wenda, menegaskan bahwa masyarakat sudah lelah mendengar retorika kosong dari para pimpinan gerakan separatis.
“Mereka selalu bicara tentang kebebasan dan kesejahteraan, tapi tidak pernah hadir untuk rakyat. Sebby Sambom hanya pandai menyebar propaganda, sementara Benny Wenda enak tinggal di luar negeri. Rakyat di kampung-kampung justru makin sengsara,” ucapnya, Rabu (10/9/2025).
Menurut Marthen, banyak warga menilai bahwa aksi-aksi OPM justru membuat rakyat Papua kehilangan kesempatan bekerja, bersekolah, dan hidup aman. Dengan kondisi ini, klaim perjuangan yang diusung kedua tokoh tersebut dianggap tidak masuk akal.
Kritik juga datang dari tokoh adat wilayah Meepago, Melkias Keya. Ia menyebut bahwa masyarakat membutuhkan kepastian dalam hal pembangunan, pendidikan, dan kesehatan, bukan sekadar janji kosong dari figur-figur yang jauh dari tanah Papua.
“Apa yang sudah mereka berikan untuk rakyat? Tidak ada. Sebaliknya, akibat ulah OPM, sekolah dibakar, guru dan tenaga medis lari meninggalkan kampung. Kalau itu yang disebut perjuangan, berarti perjuangan mereka adalah penderitaan,” tegasnya.
Melkias menambahkan, masyarakat Papua sudah semakin terbuka dan sadar bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah jauh lebih nyata dalam membawa kesejahteraan ketimbang retorika politik Benny Wenda dan Sebby Sambom.
Kekecewaan masyarakat Papua terhadap Sebby Sambom dan Benny Wenda mencerminkan kesadaran baru bahwa perjuangan yang mereka suarakan tidak pernah berpihak pada rakyat kecil. Kehidupan yang lebih sejahtera hanya bisa diwujudkan melalui pembangunan nyata, kerja sama antarwarga, dan dukungan terhadap keamanan. Bagi rakyat Papua, klaim kebebasan dan kesejahteraan yang disampaikan dua tokoh separatis itu kini tidak lebih dari sekadar omong kosong.
