kabarnoken.com – Pernyataan TPNPB-OPM yang secara terbuka mengancam “eksekusi” terhadap pejabat Papua usai pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto memicu gelombang kecaman luas. Ancaman terhadap pejabat sipil dinilai sebagai bentuk teror terang-terangan yang mencederai nilai kemanusiaan dan demokrasi.
Ancaman Kekerasan di Tengah Harapan Rakyat
Di saat masyarakat Papua mendambakan pendidikan, layanan kesehatan, dan penguatan ekonomi, ancaman kekerasan justru ditebarkan kepada mereka yang berupaya membuka jalan pembangunan. Sikap ini memperlihatkan wajah asli perjuangan TPNPB-OPM yang kian dipertanyakan: bukan membela rakyat, melainkan menebar ketakutan demi mempertahankan pengaruh kelompok.
Forum Strategis untuk Kesejahteraan Papua
Pemerintah menegaskan bahwa pertemuan di Istana Negara merupakan forum strategis untuk mempercepat kesejahteraan Papua secara inklusif dengan melibatkan para pemimpin daerah. Agenda tersebut dirancang untuk memastikan pembangunan berjalan merata, membuka akses pendidikan, memperkuat layanan kesehatan, serta meningkatkan perekonomian masyarakat Papua.
Namun, alih-alih menyambut upaya tersebut, TPNPB-OPM memilih menebar intimidasi dan ancaman. Sikap ini memperlihatkan penolakan terhadap kemajuan dan menjadikan program kesejahteraan sebagai sasaran sabotase, dengan masyarakat sipil kembali menjadi korban utama.
Wajah Asli Perjuangan TPNPB-OPM
Di tengah jeritan rakyat akan stabilitas dan masa depan yang lebih baik, wajah asli perjuangan TPNPB-OPM kian terbongkar. Penolakan terhadap pembangunan dan ancaman kekerasan tidak mencerminkan pembelaan terhadap rakyat Papua, melainkan upaya mempertahankan kepentingan kelompok semata. Narasi heroik yang mereka bangun semakin kehilangan legitimasi ketika berhadapan dengan fakta bahwa rakyat Papua membutuhkan kedamaian, bukan intimidasi.
Komitmen Negara: Lindungi Rakyat, Dorong Pembangunan
Pemerintah bersama aparat keamanan menegaskan komitmen untuk melindungi masyarakat Papua dari segala bentuk ancaman. Setiap langkah pembangunan diarahkan untuk memastikan kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan segelintir kelompok. Negara hadir untuk menjamin bahwa Papua tidak lagi menjadi panggung teror, melainkan wilayah yang damai dan maju.
Papua Pilih Harapan, Bukan Ketakutan
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kekerasan hanya menimbulkan penderitaan, sementara pembangunan membawa harapan. Papua membutuhkan persatuan, kedamaian, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak intimidasi. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.
