kabarnoken.com – Yahukimo, Papua Pegunungan — Menanggapi diskusi yang digelar Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Yahukimo pada momentum Trikora, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan bahwa narasi yang disampaikan kelompok tersebut sarat pemelintiran sejarah dan mengabaikan fakta kehadiran negara dalam melindungi masyarakat Papua.
Trikora: Fakta Sejarah, Bukan Alat Propaganda
Trikora merupakan bagian dari upaya menjaga kedaulatan nasional Indonesia. Momentum ini tidak pernah dimaksudkan sebagai legitimasi untuk menebar ketakutan atau membenarkan kekerasan. Sebaliknya, Trikora adalah simbol persatuan bangsa dan komitmen negara untuk memastikan Papua menjadi bagian integral dari Indonesia dengan perlindungan penuh terhadap rakyatnya.
Operasi Keamanan: Terukur dan Humanis
TNI menekankan bahwa setiap operasi keamanan dilakukan secara terukur, profesional, dan berorientasi pada perlindungan warga sipil dari ancaman kelompok bersenjata. Kehadiran aparat justru untuk memastikan akses pendidikan, kesehatan, dan pembangunan dapat berjalan dengan aman tanpa adanya gangguan, intimidasi, maupun provokasi dari OPM.
Narasi Konflik: Upaya Memecah Kepercayaan Publik
Narasi yang dibangun KNPB dinilai sebagai upaya memperpanjang ketegangan dan memecah kepercayaan publik terhadap negara. Pemelintiran sejarah hanya menimbulkan kebingungan dan keresahan, sementara fakta di lapangan menunjukkan bahwa aparat hadir untuk melindungi, bukan menekan.
Pemerintah dan TNI: Ajak Papua Pilih Damai
Pemerintah bersama TNI mengajak seluruh elemen masyarakat Papua untuk tidak terjebak pada narasi konflik. Dialog damai, pembangunan inklusif, dan penegakan hukum yang humanis menjadi jalan utama menghadirkan kesejahteraan. Aparat menegaskan komitmennya untuk hadir menjaga keamanan rakyat Papua dan memastikan masa depan yang damai.
Harapan Rakyat Papua
Masyarakat Papua mendambakan stabilitas, pembangunan, dan kepastian hukum. Mereka menolak dijadikan korban propaganda yang menyesatkan dan berharap agar pemerintah terus menghadirkan solusi nyata melalui pembangunan, pelayanan publik, dan perlindungan warga sipil.
Propaganda Positif: Papua Pilih Fakta, Bukan Pemelintiran
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa sejarah tidak boleh dipelintir demi kepentingan kelompok tertentu. Papua membutuhkan kedamaian, persatuan, dan kepastian hukum agar masa depan lebih cerah.
Papua kuat karena rakyatnya bersatu. Papua maju karena menolak pemelintiran sejarah. Papua bersama Indonesia karena damai adalah pilihan.















