Kabarnoken.com- Aksi kekerasan kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan. Kali ini, kekejaman datang dari kelompok Kodap XVI Yahukimo, yang dilaporkan telah melakukan penganiayaan dan penembakan terhadap seorang warga asli Papua hingga tewas secara tragis.
Peristiwa ini langsung menyulut kemarahan dan kesedihan di tengah masyarakat. Tokoh-tokoh adat dan agama menyesalkan tindakan brutal yang kembali mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan di tanah Papua.
Simon Heluka, tokoh masyarakat dari Yahukimo, mengecam keras aksi tersebut. “Ini bukan perjuangan, ini kejahatan. Korban adalah orang asli Papua, saudara kita sendiri. Mereka (OPM) selalu bilang membela rakyat Papua, tapi faktanya justru menyakiti rakyatnya sendiri,” ujarnya dengan nada geram, Jumat (1/8/2025).
Simon menegaskan bahwa tindakan semacam ini hanya memperburuk citra OPM di mata masyarakat Papua sendiri. Ia menyatakan bahwa rakyat Papua semakin sadar bahwa kekerasan tidak pernah menjadi jalan menuju keadilan.
Pendeta Yeremia Mirin, tokoh agama dari Dekai, juga menyuarakan keprihatinannya. Ia mengatakan bahwa tidak ada ajaran agama maupun adat yang membenarkan pembunuhan terhadap sesama, apalagi terhadap warga yang tidak bersalah.
“Sudah terlalu banyak air mata di tanah ini. Jika OPM masih mengaku memperjuangkan Papua, hentikan pembunuhan terhadap warga sendiri. Itu bentuk penghianatan terhadap nilai-nilai Papua yang damai,” tegas Pendeta Yeremia.
Banyak warga yang kini mulai berani menyuarakan perlawanan terhadap intimidasi dari kelompok bersenjata. Mereka ingin hidup damai, bekerja dengan tenang, dan membesarkan anak-anak mereka tanpa harus dihantui oleh teror dan suara tembakan.
Dengan kesadaran dan dukungan dari berbagai pihak, harapan akan Papua yang damai, aman, dan bebas dari kekerasan perlahan mulai tumbuh kembali di hati rakyatnya.