Example floating
Example floating
Example 728x250
Keamanan

OPM Sadis, Kini Kaum Perempuan Jadi Target Penyiksaan

6
×

OPM Sadis, Kini Kaum Perempuan Jadi Target Penyiksaan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kabarnoken.com- Aksi kekerasan yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kian menunjukkan sisi kebrutalan yang tak berperikemanusiaan. Tidak hanya menyasar laki-laki, kini kelompok bersenjata tersebut juga menjadikan kaum perempuan sebagai target penyiksaan dan intimidasi. Kejadian-kejadian ini semakin mencoreng nilai-nilai kemanusiaan serta memperparah penderitaan rakyat sipil di tanah Papua.

Dalam laporan terbaru dari warga Distrik Bibida, Kabupaten Paniai, seorang perempuan dilaporkan menjadi korban penyiksaan setelah dituduh sebagai informan aparat keamanan. Ia diseret, dipukuli, dan dianiaya secara brutal oleh sekelompok anggota OPM bersenjata. Warga sekitar yang berusaha menolong pun diancam, sehingga tidak dapat berbuat banyak.

Example 300x600

Tokoh masyarakat setempat, Bapak Daud Mote, menyampaikan rasa pilunya atas insiden tersebut.

“Perempuan di Papua adalah tiang keluarga dan simbol kehidupan. Jika mereka diperlakukan secara biadab seperti itu, maka jelas OPM telah kehilangan moral dan kemanusiaannya,” kata Daud dalam wawancara singkat, Rabu (28/5/2025).

Ia juga menambahkan bahwa kejadian serupa pernah terjadi di wilayah lain seperti Intan Jaya dan Nduga, di mana perempuan yang sedang mencari bahan makanan atau mengurus anak-anak justru menjadi sasaran kekerasan oleh kelompok bersenjata.

Pendeta Yohana Wenda dari Gereja Injili Tanah Papua turut mengecam keras tindakan tidak manusiawi ini. Ia menyebut penyiksaan terhadap perempuan sebagai pelanggaran berat terhadap nilai-nilai adat dan agama.

“Dalam adat Papua, perempuan dijunjung tinggi. Mereka adalah ibu kehidupan. Kekerasan terhadap mereka bukan hanya melukai tubuh, tapi juga merusak tatanan sosial kita sebagai bangsa Papua,” ujar Pendeta Yohana dengan nada tegas.

Menurutnya, banyak perempuan Papua kini hidup dalam ketakutan dan trauma. Mereka tidak berani keluar rumah, pergi ke kebun, atau bahkan membawa anak-anak ke sekolah karena takut menjadi korban berikutnya.

Aktivis perempuan asal Wamena, Melani Tabuni, mengaku miris melihat realitas yang terjadi di lapangan. Ia menyebut bahwa OPM kini bukan lagi gerakan perjuangan, melainkan kelompok kriminal yang mengancam kelangsungan hidup rakyat Papua, terutama perempuan dan anak-anak.

“Perempuan tidak boleh menjadi korban kekerasan politik. Apa yang mereka lakukan ini adalah kejahatan yang harus dihentikan. Dunia harus tahu bahwa ada kekejaman yang sistematis sedang berlangsung,” ujarnya.

Pemerintah bersama aparat keamanan di Papua kini tengah memperketat pengawasan di daerah rawan konflik dan membuka ruang aman bagi perempuan korban kekerasan. Lembaga sosial dan keagamaan juga diimbau untuk aktif dalam proses pemulihan trauma dan perlindungan hak-hak perempuan Papua.

Example 300250
Example 120x600