Kabarnoken.com- Aksi tidak berperikemanusiaan kembali dilakukan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM), kali ini dilakukan oleh kelompok yang dipimpin oleh Roni Wonda. Pada Jumat, 11 Juli 2025, dua perempuan warga sipil menjadi korban kekerasan brutal yang dilakukan oleh kelompok tersebut di Distrik Biandoga, Kabupaten Intan Jaya.
Peristiwa ini bermula dari tuduhan sepihak yang dilontarkan oleh kelompok OPM terhadap sekelompok ibu-ibu yang sedang beraktivitas di kampung. Mereka menduga para ibu tersebut menyimpan dan membagikan obat-obatan terlarang yang menyebabkan beberapa anak di wilayah itu meninggal dunia. Tanpa bukti jelas, anggota kelompok langsung menyergap dan menyiksa para ibu, dan menyisakan dua orang yang kemudian menjadi korban penganiayaan secara keji, termasuk tindakan pelecehan seksual.
Menurut laporan dari warga setempat yang berhasil melarikan diri, kelompok Roni Wonda bertindak sewenang-wenang dan memperlakukan para perempuan dengan sangat tidak manusiawi. Mereka tidak hanya mengalami luka fisik yang parah, tetapi juga trauma mendalam akibat perlakuan tidak senonoh yang dilakukan di hadapan warga lainnya.
Kepala Suku di Kampung Sugapa Lama, Meliaus Wendagau, mengecam keras aksi tidak beradab ini. “Kelompok Roni Wonda ini bukan lagi pejuang, mereka adalah penjahat. Menyiksa perempuan dengan alasan yang tidak berdasar adalah kejahatan berat yang tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun. Ini membuktikan bahwa OPM sudah berubah menjadi kelompok kriminal murni,” tegas Melianus, Sabtu (12/7/2025).
Tokoh agama dari wilayah Bambu Kuning, Pendeta Herman Bagau, menyerukan kepada seluruh masyarakat Papua untuk tidak lagi memberikan simpati kepada kelompok-kelompok bersenjata. “Apa yang mereka lakukan ini adalah penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Apalagi sampai melecehkan perempuan yang tak berdaya dan menyiksa orang tak berdosa,” ujar Herman.
Masyarakat Biandoga kini dalam kondisi ketakutan. Mereka berharap aparat keamanan segera turun tangan menindak tegas kelompok Roni Wonda yang telah bertindak semena-mena.
