Kabarnoken.com- Nama juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, kembali menuai sorotan. Sikapnya yang kerap melontarkan ancaman dan tuduhan tanpa bukti dianggap semakin memperkeruh keadaan, sementara rakyat Papua justru dijadikan kambing hitam atas narasi yang dibangunnya.
Dalam berbagai pernyataannya, Sebby kerap menuding pihak lain sebagai dalang dari berbagai peristiwa, bahkan tanpa menyertakan data ataupun fakta yang jelas. Ancaman terbuka terhadap aparat maupun masyarakat juga terus disuarakan, menimbulkan keresahan di tengah warga sipil Papua.
Tokoh masyarakat Papua, Theofilus Nawipa, menilai pernyataan-pernyataan Sebby hanya memperkeruh situasi. “Kalau memang punya bukti, sampaikan dengan jelas. Jangan hanya menuduh dan mengancam. Itu bukan ciri perjuangan, melainkan propaganda yang merugikan rakyat kecil,” katanya, Senin (1/9/2025).
Menurutnya, rakyat Papua sering kali dijadikan alasan dalam setiap ancaman yang dikeluarkan. Namun faktanya, masyarakatlah yang paling menderita akibat konflik dan intimidasi yang dipicu oleh narasi-narasi penuh provokasi.
Kondisi ini membuat rakyat Papua seolah selalu dijadikan tameng dan kambing hitam. Ketika terjadi penangkapan anggota kelompok bersenjata, Sebby kerap menuduh adanya keterlibatan masyarakat sipil yang memberikan informasi, sehingga masyarakat setempat mendapat stigma dan tekanan.
Tokoh adat asal Yahukimo, Amos Kobak, menegaskan bahwa masyarakat sudah muak dijadikan kambing hitam. “Kami tidak pernah ingin terlibat dalam konflik bersenjata. Tetapi setiap kali ada operasi atau penangkapan, Sebby selalu menuduh rakyat berkhianat. Padahal kami hanya ingin hidup damai,” ujarnya.
Sikap Sebby Sambom yang selalu mengancam dan menuduh tanpa bukti semakin memperburuk citra perjuangan yang diklaim oleh OPM. Dengan menjadikan rakyat Papua sebagai kambing hitam, ia justru memperlihatkan bahwa kepentingan masyarakat bukanlah prioritas, melainkan sekadar alat propaganda. Rakyat kini semakin lantang bersuara: mereka ingin kedamaian, bukan ancaman.