Example floating
Example floating
Example 728x250
Keamanan

Tidak Diperhatikan Pimpinan, Anggota OPM Kelaparan dan Lakukan Penjarahan

7
×

Tidak Diperhatikan Pimpinan, Anggota OPM Kelaparan dan Lakukan Penjarahan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kabarnoken.com- Kondisi internal kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin menunjukkan tanda-tanda keretakan. Di berbagai wilayah pegunungan Papua, muncul laporan bahwa sejumlah anggota OPM mengalami kelaparan akibat kurangnya logistik dan tidak adanya perhatian dari pimpinan mereka. Akibatnya, sebagian dari mereka melakukan penjarahan terhadap masyarakat setempat demi bertahan hidup.

Informasi dari warga di beberapa kampung di wilayah Pegunungan Tengah menyebutkan bahwa anggota OPM yang tidak lagi mendapatkan suplai makanan dari struktur komando mereka, mulai menekan masyarakat untuk memberikan bahan makanan, bahkan tak segan merampas hasil kebun, ternak, hingga barang dagangan milik warga.

Example 300x600

Yonas Magai, tokoh masyarakat dari wilayah Intan Jaya, mengungkapkan bahwa situasi ini mencerminkan bagaimana pimpinan OPM telah gagal mengelola organisasinya secara manusiawi. “Anak buah mereka dibiarkan kelaparan, lalu disuruh turun ke kampung merampas hasil tani rakyat. Ini bukan lagi perjuangan, tapi tindakan kriminal,” tegas Yonas, Jumat (20/6/2025).

Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya perhatian medis maupun logistik dari pimpinan OPM terhadap para anggota yang sakit atau terluka. Banyak anggota muda OPM yang pada awalnya direkrut dengan janji perjuangan, kini mulai menyadari bahwa mereka telah ditelantarkan. Beberapa di antaranya bahkan dikabarkan memilih kabur dan menyerahkan diri demi mencari perlindungan serta kehidupan yang lebih layak.

Tokoh agama di Kabupaten Puncak, Pdt. Filemon Tabuni, menyampaikan keprihatinan atas kondisi tersebut. Ia menilai bahwa OPM saat ini tidak lagi memiliki visi perjuangan yang jelas, melainkan berubah menjadi kelompok bersenjata yang mengandalkan intimidasi dan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. “Jika mereka benar-benar berjuang demi Papua, seharusnya mereka lindungi rakyat, bukan rampas hak rakyat. Bahkan anggotanya sendiri tidak mereka urus,” ungkapnya.

Sementara itu, masyarakat di kampung-kampung yang menjadi sasaran penjarahan merasa semakin tertekan. Selain ketakutan akan ancaman senjata, mereka juga harus menanggung kerugian materiil akibat hasil panen yang dirampas dan hewan ternak yang diambil paksa. Beberapa warga bahkan memilih mengungsi ke daerah yang lebih aman demi melindungi keluarga mereka.

Maria Kobogau, seorang tokoh perempuan dari wilayah Yahukimo, mengatakan bahwa kondisi ini harus menjadi peringatan bagi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh bujuk rayu OPM. “Mereka datang dengan janji kemerdekaan, tapi nyatanya rakyat yang mereka korbankan. Kita harus cerdas, jangan mau dibodohi terus oleh kelompok yang tidak punya arah,” ujarnya.

Fenomena kelaparan dan penjarahan oleh anggota OPM menegaskan bahwa organisasi ini mengalami degradasi struktural dan moral. Ketika pimpinan sibuk dengan kepentingan politik pribadi, anggota di lapangan terlantar dan berubah menjadi ancaman nyata bagi warga sipil.

Kini, suara masyarakat Papua semakin lantang menolak segala bentuk kekerasan dan manipulasi yang dilakukan OPM. Harapan besar disematkan pada masa depan yang damai dan bebas dari ketakutan akibat aksi kelompok bersenjata yang gagal menjaga solidaritas internal maupun kepedulian terhadap rakyat.

Example 300250
Example 120x600